Sate Telur Ayam Muda Pasar Mayestik Nggak Kalah Lezat dengan Sate Ayam Terasa Empuk dan Tidak Bau Amis

Sate Telur Ayam 2 Sate selalu indentik dengan daging kambing, sapi, kerbau, kuda, atau ayam. Banyak orang juga menyukai Sate Ayam yang dagingnya dianggap tidak membuat tensi darah naik seperti daging kambing. Namun, ternyata ada bagian dari ayam sendiri yang dapat dijadikan sate, yaitu telurnya. Ternyata Sate yang satu ini banyak juga penggemarnya.


Seperti yang disajikan di warung Sate Ayam Haji Yanto, di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini. Di Kedai ini disediakan menu Sate Telur Ayam yang menjadi menu pelengkap saat menyantap Sate Ayam dengan potongan-potongan lontong.

“Banyak yang minta sate telur ayam yang masih muda. Biasanya jadi makanan pelengkap saja. Tapi ya banyak juga yang makan sate telur awalaupun jadi pelengkap. Kalau sudah habis saja, masih banyak yang pesan,” terang Badriewan, salah satu pegawai di warung sate tersebut.


Bahkan, dikatakannya tak jarang pengunjung hanya memesan Sate Telur Ayam Muda dengan lontong, tanpa memesan Sate Ayam. Sate Telur ini memang selalu menjadi hidangan penutup bila para pengunjung masih belum terpuaskan setelah menyantap Sate Ayam.


“Rata-rata mereka yang memesan sate telur itu setelah mereka masih ingin makan sehabis makan sate ayam. Tapi ada juga yang hanya pesan sate ayam dengan lontong,” ungkapnya.


Jadi penasaran, ingin langsung merasakan kenikmatan Sate Telur Ayam Muda khas warung Sate Ayam Haji Yanto ini. Saat menunggu pesanan, tercium aroma daging ayam yang sedang dipanggang dia atas pembakaran sate menggunakan bara dari arang. Aromanya begitu menggoda dengan suara mendesis tetesan lemak terbakar.


Mata ini terus memandang pesanan Sate Telur yang sedang disiapkan dengan potongan lontong yang diiris-iris setelah dikeluarkan dari bungkus yang menggunakan daun pisang.


Tak terasa, pesanan pun datang. Terlihat ada beberapa tusuk Sate Telur Ayam yang disajikan dalam piring bersama Sate Usus, Ampela dan Ati Ayam.


Sate Telur Ayam muda atau biasa disebut ‘Uritan’. Telur yang masih berupa kuning telur ini ditusuk dengan sujen atau lidi yang terbuat dari bambu bersama potongan kulit ayam yang berlemak.


Rasanya juga tak kalah lezat dibandingkan dengan Sate Ayam.

Telur muda ini terasa empuk dan tidak berbau amis. Begitu pun dengan kulit ayamnya. Kulit yang disajikan agak gosong ini justru membuat rasanya semakin sedap.


Untuk lontongnya, diiris agak kecil dengan bumbu kacang yang dilumuri dan juga taburan bawang merah goreng. Lontongnya lembut, tidak kenyal, juga tidak terlalu empuk dengan wangi aroma daun pisang yang khas lontong pada umumnya.


Lebih lanjut Badriewan mengungkapkan, dalam sehari warung sate ini mampu menjual 7.000 tusuk Sate Telur. Artinya, bisa menghabiskan 100-125 ekor ayam. Walaupun hanya berada di emperan toko, omzetnya mungkin bisa mengalahkan restoran yang berada di pusat perbelanjaan mewah. “Sehari bisa dapat Rp 10 jutaan,” ucapnya dengan tersenyum.


Nah, jika ingin merasakannya, cobalah datang saja langsung ke Warung Sate Khas Madura Haji Yanto ini. Tempat mangkalnye tepat di depan toko tekstil Mumbai yang ada di dalam area Pasar Mayestik, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Dari kejauhan saja sudah terlihat kepulan asap yang berasal Warung Sate Haji Yanto. Jika baru pertama kali datang ke Pasar Mayestik, jangan segan-segan untuk bertanya kepada tukang parkir atau satpam di pasar ini. Mereka pasti tahu lokasi mangkalnya sate Haji Yanto.

Tapi, kalau sudah menemukan Kedai itu, buang jauh-jauh harapan untuk bisa makan di tempat yang nyaman dan teduh.


Pasalnya, Kedai ini sungguh sederhana dan khas kedai kaki lima. Atapnya hanya tertutup terpal tak seberapa lebar. Di sekitar gerobak sate tersebar kursi-kursi plastik warna-warni. Sebagian dari kursi itu diatur berjajar di emperan toko kain.


“Warung sudah buka dari jam tujuh pagi pas pasar ramai dan warung baru tutup jam lima sore. Pokoknya kalau pasar sepi ya kami juga tutup. Kalau lagi ramai, jam empat sore sudah habis,” tuturnya.


Sementara itu, Badriewan juga mengungkapkan, jika pengunjung kedainya tidak melulu pengunjung pasar. Orang kantoran yang tidak berbelanja juga sering makan di sate ayam ini. Pengunjungnya pun datang dari segala penjuru, sebutlah Bekasi, Tangerang Depok, hingga Bandung. Soal harga, Sate Telur ini dibandrol Rp 20 ribu per 10 tusuk. Dan, satu buah lontong dihargai Rp 2 ribu. (DaN)