Hedonisme kehidupan malam di Korea Selatan mendapat perhatian di seluruh dunia. Potret hedonis ini bisa dilihat di Gangnam, Seoul. Di daerah ini bisa dikatakan bahwa aktivitasnya berlangsung selama 24 jam non stop. Namun kehidupan malam di Gangnam lebih unik dibandingkan dengan kehidupan malam kota-kota metropolitan lain di dunia.
Yang membuatnya beda adalah kebanyakan pengunjungnya adalah para pelajar SMA. Dan terkadang juga sering terlihat guru mereka juga. Uniknya, mereka santai saja kala bertemu di tempat dugem. Mereka saling bersikap pura-pura tidak tahu.
Kejadian guru, yang di Indonesia diharamkan, dugem di klub malam ini bisa dimaklumi karena rata-rata guru SMA di Korea masih berusia muda. Usia mereka rata-rata 30an dan awal 40an tahun, sehingga mereka terlihat enerjik di lantai dansa.
Para pelajar dan para guru seolah melupakan status mereka saat di klub malam, khususnya kala akhir pekan. Mereka berdansa dengan gila dan mabuk diiringi musik yang berdentam. Namun yang patut diperhatikan adalah mereka tidak suka memakai narkoba. Mereka hanya meminum miras dan merokok.
Untuk membedakan mana para guru dan mana para pelajar saat di klub malam bisa dikatakan amat mudah. Para guru tidak pernah mabuk, tariannya kurang hot dan tidak pernah berdandan terlalu seksi.
Bagaimana degan di Indonesia, agan-agan? Hal yang berlawanan dapat ditemukan di kota-kota besar di Indonesia. Klub-klub malam disini kebanyakan dikunjungi oleh para mahasiswa berduit dan para eksekutif muda. Di Korea, para pekerja kantoran bisa dikatakan tak pernah terlihat mengunjungi klub malam.
Para mahasiswa juga susah ditemukan di klub malam karena mereka amat serius dengan pendidikannya yang padat dan amat menentukan masa depan mereka. Hal ini bisa dimaklumi karena persaingan mencari pekerjaan di Korea amat ketat dan keras, jadi hal seperti ini adalah buang-buang waktu.
banyak sekali adegan tak pantas di klub-klub malam di Gangnam.
Begitulah gaya hidup ala Gangnam yang diolok-olok dan disindir oleh Rapper PSY melalui lagu "Gangnam Style" yang mendunia. Walaupun anda dikatakan belum mengunjungi Seoul apabila belum pernah ke Gangnam, namun bagi sebagian kaum muda Korea yang sudah mapan, hal tersebut tak lebih dari sebuah hura-hura yang hedonis, tidak bermakna dan tidak berguna.
Yang membuatnya beda adalah kebanyakan pengunjungnya adalah para pelajar SMA. Dan terkadang juga sering terlihat guru mereka juga. Uniknya, mereka santai saja kala bertemu di tempat dugem. Mereka saling bersikap pura-pura tidak tahu.
Kejadian guru, yang di Indonesia diharamkan, dugem di klub malam ini bisa dimaklumi karena rata-rata guru SMA di Korea masih berusia muda. Usia mereka rata-rata 30an dan awal 40an tahun, sehingga mereka terlihat enerjik di lantai dansa.
Para pelajar dan para guru seolah melupakan status mereka saat di klub malam, khususnya kala akhir pekan. Mereka berdansa dengan gila dan mabuk diiringi musik yang berdentam. Namun yang patut diperhatikan adalah mereka tidak suka memakai narkoba. Mereka hanya meminum miras dan merokok.
Untuk membedakan mana para guru dan mana para pelajar saat di klub malam bisa dikatakan amat mudah. Para guru tidak pernah mabuk, tariannya kurang hot dan tidak pernah berdandan terlalu seksi.
Bagaimana degan di Indonesia, agan-agan? Hal yang berlawanan dapat ditemukan di kota-kota besar di Indonesia. Klub-klub malam disini kebanyakan dikunjungi oleh para mahasiswa berduit dan para eksekutif muda. Di Korea, para pekerja kantoran bisa dikatakan tak pernah terlihat mengunjungi klub malam.
Spoiler for jablai korea:
Para mahasiswa juga susah ditemukan di klub malam karena mereka amat serius dengan pendidikannya yang padat dan amat menentukan masa depan mereka. Hal ini bisa dimaklumi karena persaingan mencari pekerjaan di Korea amat ketat dan keras, jadi hal seperti ini adalah buang-buang waktu.
Spoiler for matabelo:
Spoiler for matabelo:
Spoiler for matabelo:
Spoiler for matabelo:
Spoiler for mabuk:
banyak sekali adegan tak pantas di klub-klub malam di Gangnam.
Spoiler for jangan dibuka:
Spoiler for parah (awas salah fokus):
Spoiler for awas salah fokus:
Begitulah gaya hidup ala Gangnam yang diolok-olok dan disindir oleh Rapper PSY melalui lagu "Gangnam Style" yang mendunia. Walaupun anda dikatakan belum mengunjungi Seoul apabila belum pernah ke Gangnam, namun bagi sebagian kaum muda Korea yang sudah mapan, hal tersebut tak lebih dari sebuah hura-hura yang hedonis, tidak bermakna dan tidak berguna.
Spoiler for astaga (warning BWK 22+):
Spoiler for IGO lewaaat (matabelo):