Bisakah Hewan Bunuh Diri? Ini Penjelasannya
Pada akhir film dokumenter pemenang Oscar "The Cove", mantan pelatih lumba-lumba, Ric O'Barry, mengklaim bahwa seekor lumba-lumba yang dia latih melompat ke luar dari air dan "bunuh diri di pelukannya". Seperti dikutip dari livescience.com, hewan seperti primata, lumba-lumba, dan bahkan cumi telah terbukti memiliki kesadaran diri. Namun, bisakah mereka benar-benar membuat pilihan untuk bunuh diri? Atau apakah itu naluri yang hanya dimiliki manusia?
Seorang peneliti di University of Manchester, Duncan Wilson, mengatakan secara tradisional, bunuh diri diasumsikan hanya untuk manusia. "Hewan memang kurang terlihat secara visualisasi saat membuat (memerankan) kematian mereka sendiri. Hewan justru terlihat dikendalikan oleh insting mereka mempertahankan diri (tetap hidup)," katanya.
Meskipun demikian, pada akhir tahun 1800-an terdapat serentetan artikel tentang kasus bunuh diri hewan. Seekor anjing mencoba menenggelamkan diri berkali-kali karena depresi hingga akhirnya dia mati tenggelam. Masih dilansir dari Live Science, seekor induk kucing juga pernah diberitakan bunuh diri setelah dua anaknya mati.
Ada juga kasus gurita yang menggigit dirinya sendiri sampai mati dalam situasi terjepit. Bahkan di Skotlandia terdapat jembatan terkenal tempat 600 anjing bunuh diri.
Namun, gambaran itu menjadi rumit. Sebuah tindakan dapat digolongkan sebagai bunuh diri jika pelaku tahu hal yang sedang dilakukannya akan mengakhiri hidupnya. Pemikiran abstrak semacam itu mungkin berada di luar jangkauan hewan, bahkan hewan dengan pemikiran paling maju sekalipun.
Tidak sengaja
Kemungkinan hewan akan secara tidak sengaja mengakhiri hidup mereka sendiri saat tertekan atau kesepian. Hewan yang memiliki ikatan kuat akan berubah perilakunya saat mereka kehilangan teman. Misalnya, anjing dalam situasi seperti itu terkadang mengalami depresi dan menolak makanan sampai akhirnya mereka mati. Meski bisa menyebabkan kematian, ketidakaktifan yang disebabkan oleh depresi tidak sama dengan bunuh diri.
“Penghancuran diri” di alam merupakan hal yang cukup umum. Thomas Joiner menguraikan beberapa contoh dalam bukunya "Myths about Suicide" (Harvard University Press: 2010). Dia mengemukakan bahwa kutu daun kacang polong benar-benar akan meledak saat terancam oleh kumbang kecil.
Dia juga akan meledakkan dirinya sendiri untuk melindungi saudaranya dari ancaman predator. Hal tersebut menggambarkan bahwa hewan bisa melakukan bunuh diri. Namun, bunuh diri hewan berbeda dengan bunuh diri dalam pengertian manusia.
sumber : http://bit.ly/2nrXHdU
hewan bisa bunuh diri vidio ini buktinya
Pada akhir film dokumenter pemenang Oscar "The Cove", mantan pelatih lumba-lumba, Ric O'Barry, mengklaim bahwa seekor lumba-lumba yang dia latih melompat ke luar dari air dan "bunuh diri di pelukannya". Seperti dikutip dari livescience.com, hewan seperti primata, lumba-lumba, dan bahkan cumi telah terbukti memiliki kesadaran diri. Namun, bisakah mereka benar-benar membuat pilihan untuk bunuh diri? Atau apakah itu naluri yang hanya dimiliki manusia?
Seorang peneliti di University of Manchester, Duncan Wilson, mengatakan secara tradisional, bunuh diri diasumsikan hanya untuk manusia. "Hewan memang kurang terlihat secara visualisasi saat membuat (memerankan) kematian mereka sendiri. Hewan justru terlihat dikendalikan oleh insting mereka mempertahankan diri (tetap hidup)," katanya.
Meskipun demikian, pada akhir tahun 1800-an terdapat serentetan artikel tentang kasus bunuh diri hewan. Seekor anjing mencoba menenggelamkan diri berkali-kali karena depresi hingga akhirnya dia mati tenggelam. Masih dilansir dari Live Science, seekor induk kucing juga pernah diberitakan bunuh diri setelah dua anaknya mati.
Ada juga kasus gurita yang menggigit dirinya sendiri sampai mati dalam situasi terjepit. Bahkan di Skotlandia terdapat jembatan terkenal tempat 600 anjing bunuh diri.
Namun, gambaran itu menjadi rumit. Sebuah tindakan dapat digolongkan sebagai bunuh diri jika pelaku tahu hal yang sedang dilakukannya akan mengakhiri hidupnya. Pemikiran abstrak semacam itu mungkin berada di luar jangkauan hewan, bahkan hewan dengan pemikiran paling maju sekalipun.
Tidak sengaja
Kemungkinan hewan akan secara tidak sengaja mengakhiri hidup mereka sendiri saat tertekan atau kesepian. Hewan yang memiliki ikatan kuat akan berubah perilakunya saat mereka kehilangan teman. Misalnya, anjing dalam situasi seperti itu terkadang mengalami depresi dan menolak makanan sampai akhirnya mereka mati. Meski bisa menyebabkan kematian, ketidakaktifan yang disebabkan oleh depresi tidak sama dengan bunuh diri.
“Penghancuran diri” di alam merupakan hal yang cukup umum. Thomas Joiner menguraikan beberapa contoh dalam bukunya "Myths about Suicide" (Harvard University Press: 2010). Dia mengemukakan bahwa kutu daun kacang polong benar-benar akan meledak saat terancam oleh kumbang kecil.
Dia juga akan meledakkan dirinya sendiri untuk melindungi saudaranya dari ancaman predator. Hal tersebut menggambarkan bahwa hewan bisa melakukan bunuh diri. Namun, bunuh diri hewan berbeda dengan bunuh diri dalam pengertian manusia.
sumber : http://bit.ly/2nrXHdU
hewan bisa bunuh diri vidio ini buktinya