Quote:
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah video yang beredar di media sosial mendadak jadi viral. Dalam video tersebut tampak dua wanita tengah berkelahi. Anehnya, perkelahian antara dua wanita itu terjadi dalam gerbong Commuter Line. Tak tanggung-tanggung, mereka tampak saling menjambak hingga menendang satu sama lain. Sementara penumpang lain terlihat memperhatikan dan berusaha melerai keduanya. Video tersebut diunggah oleh pemilik akun Twitter @nibrasnada pada Senin (15/5/2017). "Dapet dari grup. Katanya berebut duduk di KRL commuter line. Savage," tulis akun @nibrasnada dalam cuitan postingan video itu. Kejadian tersebut akhirnya menemukan titik terang. Eva Chairunisa, Manajer Komunikasi PT Kereta Api Commuter Jabodetabek (KCJ) menyatakan peristiwa yang terekam dalam video tersebut ternyata bukan terjadi baru-baru ini. "Itu kejadiannya kira-kira dua bulan lalu," katanya saat dihubungi TribunWow.com lewat sambungan telepon. Berdasarkan penuturan Eva, peristiwa tersebut terjadi dalam gerbong kereta lintas Bekasi. Adapun sanksi yang diberikan pada dua penumpang yang menimbulkan kerusuhan tersebut adalah diturunkan di stasiun terdekat. Ads by AdAsia Klik untuk info lebih lanjut! You can close Ad in {5} s "Jadi kalau penumpang kedapatan mengganggu ketertiban dalam KRL, dia akan diturunkan di stasiun terdekat," terang Eva. "Kalau sampai menimbulkan laporan dari penumpang lainnya akan ditindaklanjut di pos pengamanan," tambahnya. "Jadi kalau penumpang kedapatan mengganggu ketertiban dalam KRL, dia akan diturunkan di stasiun terdekat," terang Eva. "Kalau sampai menimbulkan laporan dari penumpang lainnya akan ditindaklanjut di pos pengamanan," tambahnya. Eva pun menyatakan harapannya pada masyarakat yang menggunakan transportasi umum tersebut. "Sebenarnya masalahnya sepele kan ya, menurut keterangan petugas di lapangan kan karena masalah tempat duduk, kami berharapnya mohon penumpang saling bertenggang rasa dan menjaga ketertiban," ungkap Eva. Eva pun menjelaskan peran petugas penjaga gerbong kereta. Berdasarkan penuturannya, saat peristiwa tersebut berlangsung, petugas jaga sudah melakukan tanggung jawabnya dengan baik. Namun lantaran kondisi kereta yang terlampau padat menyebabkan petugas datang terlambat. "Menurut Standar Pelayanan Minimum, dalam dua gerbong kereta dilayani oleh satu petugas. Nah, kejadian itu terjadi di gerbong khusus wanita dan pada saat jam sibuk," terang Eva. "Karena kondisi kereta ramai sekali, pada saat petugas menuju tempat kejadian, mereka sudah selesai (berkelahi). Makanya langsung ditindak berupa diturunkan langsung," tegasnya. Tak cuma perkelahian dalam gerbong kereta, belakangan netizen juga menyoroti tentang penggunaan tempat duduk prioritas yang tidak sesuai ketentuan. Ads by AdAsia Klik untuk info lebih lanjut! You can close Ad in {5} s Lagi-lagi, Eva pun memohon peran serta kesadaran masyarakat akan hal ini. "Ini perlu tenggang rasa dari penumpang ya. Ini masalah kesadaran dari penumpang," kata dia. Eva pun membandingkan kondisi tempat duduk prioritas dalam transportasi umum di luar negeri dengan di Indonesia. "Kalau fasilitas dari kami kan tempat duduk prioritas sudah kami berikan di setiap ujung gerbong. Kita berkaca di luar negeri deh, tempat duduk prioritas itu selalu kosong, orang-orang lebih pilih berdiri." "Artinya kesadaran penumpang ini harus kita edukasi terus. Kita juga mohon kerjasama dari pengguna jasa kereta untuk memberikan kenyamanan bersama," tambahnya. "Apabila kursi prioritas sudah penuh kita mohon penumpang reguler untuk memberikan tempat duduk pada ibu hamil atau orang tua," kata Eva. Eva juga menjelaskan peran petugas dalam memberikan kursi prioritas bagi penumpang yang membutuhkan. "Kalau digunakan dengan tidak semestinya pasti ditegur petugas. Kalaupun kursi prioritas sudah penuh dan ada yang membutuhkan, petugas juga akan meminta kesediaan penumpang di kursi reguler untuk berdiri," terangnya. "Saya harap pengguna KRL mau bertenggang rasa dan mau memberikan kursinya untuk mereka yang membutuhkan ya," tutupnya. |