rakyat Indonesia apa sudah bisa bikin perencanaan keuangan yang efektif ya?

Dalam artikel saya yang lain, kita sudah sedikit membahas tentang prioritas mengatur rencana keuangan. Yaitu menggunakan pendekatan psikologi, piramida kebutuhan.


Mari kita bahas lebih dalam sedikit, dengan bahasa awam yang mudah dimengerti, tentang bagaimana cara mengatur rencana keuangan, dengan pendekatan psikologi tersebut, secara 5W+1H, dimulai dengan dasar, tujuan, hingga diakhiri dengan cara pengaplikasian.




What
Mengatur Rencana Keuangan, sejatinya, adalah mempersiapkan jalan ke masa depan, di mana uang diperlukan sebagai media transportasi, menuju masa depan itu, dan mempersiapkan media itu, agar seaman mungkin, memperkecil resiko yang mungkin terjadi, demi tercapainya masa depan, yang diharapkan seseorang.


When, Where
Mengatur Rencana Keuangan, adalah hal yang perlu dilakukan, dimanapun dan kapanpun, saat kita berada, di area yang menggunakan uang, sebagai alat tukar. Karena itu, sangat jelas, bisa kita simpulkan, rencana keuangan mutlak diperlukan orang di daerah maju/berkembang, karena sudah menggunakan uang untuk mempermudah pertukaran.


Who
TIdak semua orang membutuhkan pengaturan rencana keuangan, sekalipun, hidup di daerah maju/berkembang. Hanya yang sudah hidup lepas dari orang tua/pihak yang membiayai hidupnya. Tapi semua orang tersebut, akan menggunakan juga, pada akhirnya. Karena itu, pertanyaannya berubah, menjadi “Siapa saja yang perlu mempelajari?” –SEMUA —


Why
Inilah yang menarik… Mengapa mengkaitkan perencanaan keuangan, dengan psikologi? Mengapa tidak mengkaitkan dengan fisika? Kimia? Matematika? Atau bahkan kewarganegaraan? ….Hehe, seperti yang diajarkan perencana tersertifikasi di AgenBaikdanBenar, anda dan saya sudah tahu, bahwa tujuan merencanakan keuangan adalah mencapai masa depan yang diharapkan. Tentu anda juga tahu, harapan seseorang atau keluarga, sangat erat kaitannya dengan psikologi, nilai-nilai, dan kultur seseorang tersebut. Maka dari itulah.


HOW
Baik, inilah hal terakhir, namun terdahsyat, termenarik… Kita sudah tahu dasarnya, kita sudah tahu kita ingin mengaplikasikan, tapi bagaimana? Adakah patokan utama? Sehingga kita tidak melenceng dari patokan itu? …Ada…






Menurut piramida kebutuhan Maslow, lapisan terbawah adalah kebutuhan dasar manusia yang mutlak dipenuhi, kebutuhan primer, pangan, sandang, papan. Sedangkan lapisan teratas adalah kebutuhan keluar, terakhir, tersier. Sehingga yang tersisa, ada 3 lapisan tengah, yaitu kebutuhan sekunder, keamanan, rasa dimiliki, harga diri dan pendidikan.


Karena itu, secara mudah, penerapan pengaturan rencana keuangan, HARUS URUT DARI KEBUTUHAN TERBAWAH, PELAN-PELAN DAN TERTATA, SAMPAI PALING ATAS. Bila tidak urut bagaimana? Yah konyol rasanya, bisa sekolah, tapi tidak bisa makan (minimal disumbang oleh orang), atau memiliki mobil sedan 2 pintu, tanpa anaknya bisa bersekolah. Atau memiliki berbagai investasi di saham papan atas, tanpa kesiapan tempat tinggal keluarga, masih tinggal di kost. Rasanya, bagaikan anda memesan rawon empal suwir, tanpa kuah rawon. Janggal. Tidak pas. Dan bahaya.


Benarkah bahaya? Yah benar, secara keuangan terutama. Saya sering bertanya pada klien, perencanaan keuangan, saya, apa yang beliau ingin capai? Jawabannya mudah, mapan finansial, jadi bisa membahagiakan keluarga dengan lebih pasti. Dan tujuan itu saya, dan anda tentu saja, anggap mulia. Pertanyaan kedua, bagaimana caranya menurut beliau? Jawabannya seperti kebanyakan orang, menabung, dan investasi di bidang yang dimengerti. Ini juga benar. Sayangnya,…..


Pertanyaan ketiga adalah mengenai kesiapan… “Kita tentu orang yang semakin dewasa, semakin tahu kalau tidak semua hal berjalan lancar. Nah, apa yang sudah anda persiapkan bila investasi tersebut tidak berjalan baik? Atau bila berjalan baik, namun seseorang mengalami kendala yang harus diselesaikan dengan uang? Misal, masuk rumah sakit, terkena hutang yang dibebankan pihak lain, mengalami kejahatan… Apakah rela investasi kita bertahun-tahun tergerus begitu saja?”

Karena inilah, dasar dari perencanaan keuangan, seperti dikutip dari AgenBaikdanBenar, adalah, sekali lagi, HARUS URUT DARI KEBUTUHAN TERBAWAH, PELAN-PELAN DAN TERTATA, SAMPAI PALING ATAS. Terutama jangan melewatkan kebutuhan sekunder. Seperti pepatah lama mengatakan, Kail dan jala lebih mengenyangkan daripada ikan. Pendidikan lebih bernilai daripada uang.


Jangan lupa, bila anda, seperti saya, suka merencanakan keuangan secara terprogram, di http://sponsor1-agenasuransibaik.rencanauang.com (bukan promosi ya), maka pastikan anda sebelumnya mendapat materi tentang piramida perencanaan keuangan. Nantikan posting lain saya, GRATIS (karena sambil nyatat untuk diri sendiri), Rencanauang.com


Wish you blessed,


TOMMY sl,
Best friend
(RencanaUang.com)